Kemenpar Genjot Sektor Ekonomi Kreatif melalui #BeliKreatifLokal

Ilustrasi pelaku usaha ekonomi kreatif.
Shutterstock/Odua Images
Penulis: Inang Jalaludin Shofihara | Editor: Sheila Respati

KOMPAS.com – Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) terus berusaha menggenjot sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) Tanah Air. Salah satu caranya dengan meluncurkan program #BeliKreatifLokal.

Program ini merupakan upaya untuk menghadapi dampak pandemi Covid-19 yang sangat signifikan terhadap sektor Parekraf.

Sebab, pengusaha di sektor tersebut mengalami penurunan omzet besar-besaran dan harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Bahkan, beberapa pelaku ekonomi kreatif (ekraf) terpaksa harus menutup usahanya akibat penurunan permintaan barang yang drastis.

Menurut laman BeliKreatifLokal.id, sejak dijalankan pada April 2020 hingga saat ini, program #BeliKreatifLokal berhasil menyerap 6.738 tenaga kerja, serta berkolaborasi dengan 6 e-commerce dan 2 jasa transportasi daring.

Baca juga: Vaksinasi COVID-19 Para Pelaku Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Harapannya, hasil positif dari program ini dapat berdampak kepada banyak orang. Melalui, program ini, pelaku ekraf akan diarahkan untuk mengoptimalkan kenaikan omzet melalui pengembangan di berbagai platform.

Para pelaku usaha di sektor Parekraf yang jadi peserta program Beli Kreatif Lokal dibimbing langsung oleh ahli dan praktisi berpengalaman dalam bidangnya.

Selain bimbingan, peserta akan mendapatkan fasilitas lainnya, seperti pendirian badan hukum ekraf, pengurusan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HKI), penyediaan dan pelatihan aplikasi pembukuan berbayar, hingga pengurusan sertifikat cuti bayar pajak.

Sementara itu tiga fokus utama program ini adalah pengembangan subsektor kuliner, fesyen, dan juga kriya.

Kemenparekraf.Baparekraf juga mencatat, ketiga subsektor tersebut menunjukan grafik pertumbuhan yang signifikan paska dilakukannya bimbingan.

Baca juga: Bali Destinasi Favorit Penyelenggaraan MICE

Berikut detail pertumbuhan dari setiap subsektor ekonomi kreatif tersebut.

Subsektor Kuliner

Subsektor kuliner menduduki posisi tertinggi dalam kontribusi terhadap total revenue peserta #BeliKreatifLokal. Subsektor ini berhasil menyumbang 54,4 persen dari total revenue seluruh peserta.

Beberapa produk kuliner yang berhasil dalam program ini adalah Dapur Cihuuyy, MakYos, Doi Coffee, Machili, One Bite Dimsum, Siomay Raya, Kresss, dan Juragan KeripiX JK.

Menariknya, salah satu peserta Juragan KeripiX JK sukses mengangkat pamor keripik singkong dengan berbagai rasa kekinian.

Produk tersebut, seperti rasa pedas level 100 yang saat ini sedang marak digunakan sebagai strategi marketing dalam dunia kuliner.

Baca juga: Panduan Potensi Pembangunan Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Selain itu, Juragan KeripiX JK juga membuka jasa pemesanan 24 jam yang mengandalkan dunia digital.

Ilustrasi pelaku ekonomi kreatif di subsektor fesyen.

Subsektor Fesyen

Subsektor fesyen berada di urutan kedua dalam hal kontribusi terhadap total revenue program #BeliKreatifLokal.

Total kontribusi subsektor ini mencapai 39,4 persen. Salah satu contoh industri kreatif dari subsektor fashion yang berhasil meningkatkan omzet pascabimbingan adalah Rumah Sandal Geulis.

Dilansir dari Instagram @BeliKreatifLokal, setelah mengikuti program bimbingan, Rumah Sandal Geulis berhasil mendapatkan pesanan sebanyak 5.000 pasang sandal.

Baca juga: Virtual Tour, Alternatif Berwisata di Tengah Pandemi COVID-19

Angka ini merupakan pencapaian terbesar pertama bagi Rumah Sandal Geulis yang memproduksi dan menjual sandal rumahan berwarna-warni cantik.

Subsektor Kriya

Subsektor kriya berhasil menyumbang 6,3 persen dari total pendapatan peserta program Beli Kreatif Lokal.

Meski begitu, peserta dari subsektor kriya rata-rata mencatatkan rekor baru pendapatannya setelah mengikuti bimbingan Beli Kreatif Lokal.

Salah satu pelaku industri kreatif yang sukses adalah Soiree. Sejak Agustus 2020 lalu, kerajinan tangan ini berhasil mendapatkan pesanan dalam jumlah besar.

Beberapa industri kriya yang berhasil terserap dalam program ini di antaranya adalah Avalo, Origamix, Deli’o Craft, dan Nowy Craft.

Peningkatan di ketiga subsektor ekraf tersebut dapat memberikan optimisme baru bagi industri kreatif Indonesia.

Baca juga: Rencana SIlicon Valley Indonesia, Diharapkan Mampu Mendorong Inovasi Digital Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Masyarakat diharapkan dapat ikut serta mendukung keberhasilan program #BeliKreatifLokal dengan membeli produk buatan dalam negeri.