Hari Konservasi Kehidupan Liar Sedunia, Yuk Intip 7 Kawasan Konservasi di Indonesia

Tidak sekadar peringatan, Hari Konservasi Satwa Liar Sedunia perlu diwujudkan dalam aksi nyata. Indonesia telah lebih dulu berupaya mewujudkan perlindungan terhadap satwa liar. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya wilayah konservasi yang tersebar di Indonesia.
SHUTTERSTOCK/GUDKOV ANDREY
Penulis: Imalay Naomi Lasono | Editor: Sri Noviyanti

KOMPAS.com – Hari Konservasi Kehidupan Liar Sedunia atau Wildlife Conservation Day selalu diperingati setiap 4 Desember.

Peringatan tersebut dibentuk atas inisiatif mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton terhadap perburuan dan perdagangan liar pada fauna serta eksploitasi sumber daya alam (SDA) yang mengakibatkan kerusakan pada berbagai kekayaan alam dan keragaman hayati.

Kerusakan kekayaan alam juga mengancam keberlangsungan semua satwa liar. Hal ini dapat berakibat buruk pada ekosistem dan rantai makanan.

Karenanya, dalam rangka memperingati Hari Konservasi Kehidupan Liar Sedunia, pemerintah Indonesia mendorong seluruh masyarakat untuk tidak memelihara satwa liar, tidak membeli pajangan hewan langka hasil buruan, berdonasi untuk keberlangsungan konservasi, dan menjaga kelestarian hutan.

Selain itu, kamu juga bisa mengunjungi sejumlah kawasan konservasi yang telah dibuka sebagai destinasi wisata untuk umum. Jika pandemi sudah mereda, berikut 7 kawasan konservasi yang bisa kamu kunjungi.

1. Taman Nasional Ujung Kulon

Taman Nasional Ujung Kulon merupakan kawasan konservasi sekaligus wisata yang terletak di bagian paling barat pulau Jawa.

Baca juga: Lokapala, Game MOBA Lokal Bernuansa Sejarah di PON Papua

Kawasan yang terkenal cukup prestisius di Indonesia untuk melindungi badak Jawa tersebut telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia dengan kategori Alam oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan (UNESCO) sejak 1991.

Dengan luas area mencapai 122.956 hektar, Taman Nasional Ujung Kulon menjadi tempat wisata yang menarik untuk dijelajahi. Pasalnya, wisatawan bisa bertemu dengan berbagai satwa liar, seperti rusa, banteng, hingga babi hutan.

2. Taman Nasional Gunung Leuser

Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) merupakan salah satu kawasan perlindungan flora dan fauna terbesar di Asia Tenggara.

Kawasan yang terletak di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara tersebut memiliki luas hingga 1.094.692 hektare (ha). Tak heran, TNGL juga ditetap sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO sejak 2004.

Adapun kawasan TNGL memiliki lebih dari 4.000 spesies tumbuhan yang beberapa di antaranya merupakan endemik, langka, dan dilindungi. Selain itu, terdapat juga 84 jenis mamalia dan 380 jenis burung.

Kawasan konservasi tersebut juga menjadi rumah bagi satwa langka, seperti harimau Sumatera, orangutan Sumatera, gajah Sumatera, dan badak Sumatera.

3. Taman Nasional Way Kambas

Taman Nasional Way Kambas (TNWK) merupakan ikon pusat konservasi gajah Sumatera sekaligus taman nasional tertua di Indonesia. Kawasan ini terletak di selatan Pulau Sumatera, yaitu sekitar 110 kilometer (km) dari Kota Bandar Lampung, Lampung.

Baca juga: Pentingnya Pemahaman Hak Kekayaan Intelektual dalam Ekonomi Kreatif

Selain pusat konservasi, TNWK juga menjadi tempat pemberdayaan dan pelatihan bagi gajah-gajah liar yang ada di kawasan konservasi. Tidak hanya gajah, TNWK juga menjadi rumah bagi harimau Sumatera, siamang, burung kuau, dan badak Sumatera.

4. Taman Nasional Komodo

Kawasan konservasi lain di Indonesia yang masuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO adalah Taman Nasional Komodo.

Kawasan konservasi yang didirkan pada 1980 tersebut terletak di jantung segitiga terumbu karang Asia Pasifik, tepatnya di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). Taman ini merupakan rumah bagi 2.500 komodo.

Selain komodo, taman nasional tersebut juga menjadi tempat hidup bagi beberapa jenis mamalia darat, seperti rusa timor, kerbau, kuda, hingga ular.

Taman Nasional Bali Barat.

5. Taman Nasional Bali Barat

Taman Nasional Bali Barat (TNBB) merupakan kawasan konservasi sekaligus rumah bagi ekosistem terkahir burung jalak Bali. Kawasan ini terletak di bagian barat Pulau Bali dan memiliki lahan seluas 77.727 ha.

Selain jalak Bali, TNBB juga melindungi 17 jenis mamalia serta 160 jenis aves lainnya.

Di kawasan konservasi TNBB juga hidup 176 jenis tanaman, berbagai jenis reptil, ikan, serta satwa liar, seperti kancil, cerek Jawa, penyu hijau, penyu sisik, jalak suren, jalak putih, landak, dan kijang.

6. Taman Nasional Baluran

Taman Nasional Baluran merupakan tempat konservasi seluas 25.000 ha yang terletak di wilayah Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur.

Baca juga: Macam-Macam Sambal dari Berbagai Penjuru Indonesia

Meski masih terletak di Pulau Jawa, tetapi kondisi kawasan Taman Nasional Baluran cukup unik. Pasalnya, kawasan ini memiliki bentang alam berupa savana yang gersang dan tandus sehingga sering disebut sebagai ‘Little Africa’.

Adapun taman nasional tersebut diperuntukkan sebagai perlindungan habitat banteng Jawa, rusa Timor, macan tutul, trenggiling, merak hijau, ayam hutan hijau, hingga kijang.

Sementara, beberapa flora langka yang tumbuh di Taman Nasional Baluran di antaranya trenggulun, marelang, bayur, kemiri, dan aren.

7. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) merupakan kawasan konservasi yang berada di wilayah Gunung Gede dan Gunung Pangrango, Jawa Barat. Kawasan ini memiliki lahan seluas 24.270 ha.

Terdapat sekitar 1.000 spesies flora yang tumbuh di kawasan TNGGP, baik yang umum maupun langka, seperti edelweis, rotan buluh, lumut merah, saninten, rasamala, dan kantong semar.

Sementara untuk fauna, TGGP dihuni oleh 250 jenis burung dan 100 spesies mamalia. Beberapa satwa liar yang dilindungi di TNGGP adalah landak Jawa, owa Jawa, kukang Jawa, dan trenggiling.

Itulah tujuh destinasi wisata kawasan konservasi di Indonesia yang menarik untuk dikunjungi. Apabila kamu mengunjungi kawasan tersebut, jangan lupa untuk tetap menjaga kelestarian alam, ya!