Industri Ekonomi Kreatif Jadi Garda Terdepan Pemulihan Ekonomi Nasional

Pembeli sedang mengamati motif dan bahan kain di toko.
(DOK. SHUTTERSTOCK/Bastian AS).
Penulis: Yogarta Awawa Prabaning Arka | Editor: Sri Noviyanti

KOMPAS.com – Pemerintah Indonesia mencanangkan 2021 sebagai tahun Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada semua sektor, termasuk sektor ekonomi kreatif di Indonesia.

Setelah terdampak pandemi Covid-19, pelaku industri ekonomi kreatif di Indonesia terus berjuang untuk mengambil bagian dalam momentum Kebangkitan Nasional. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengadakan sejumlah program unggulan,

Bagi pelaku ekonomi kreatif Tanah Air, pandemi Covid-19 bagaikan dua sisi mata uang. Selain berdampak pada penurunan produksi maupun omset, pandemi juga membuka peluang baru bagi pelaku ekonomi kreatif di Indonesia untuk terus berinovasi.

Ubah tantangan jadi peluang

Tantangan terbesar yang dialami para pelaku industri ekonomi kreatif saat pandemi melanda adalah berubahnya sistem penjualan pada industri kreatif global. Jika sebelumnya masyarakat lebih banyak membeli perlengkapan secara luar jaringan (luring). Saat pandemi, cara tersebut tak lagi digunakan.

Pembeli tidak mau mengambil risiko terkait penularan Covid-19. Imbasnya, sistem jual beli beralih ke dalam jaringan (daring). Hal ini memberikan tantangan besar bagi sektor ekonomi kreatif Tanah Air.

Baca juga: Bioskop Kembali Dibuka dengan Protokol Kesehatan yang Ketat

Pasalnya, tidak semua pelaku ekonomi kreatif di Indonesia memahami metode daring. Hal ini membuat banyak pelaku usaha kreatif yang gulung tikar pada masa awal pandemi karena minimnya permintaan.

Menanggapi hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) terus memutar otak untuk mengubah tantangan ini menjadi kesempatan bagi para pelaku industri ekonomi kreatif.

Pemerintah mencetuskan program bimbingan terkait memasarkan produk secara daring bagi para pelaku ekonomi kreatif. Sejak bimbingan berlangsung, banyak pelaku ekonomi kreatif yang mulai beradaptasi dengan teknologi dalam memasarkan produk mereka.

Hal tersebut juga menjadi salah satu kekuatan baru bagi sektor ekonomi kreatif Tanah Air. Nantinya, setelah pandemi berakhir, kemampuan untuk menguasai pasar daring akan menjadi nilai tambah bagi pelaku ekonomi kreatif di Indonesia.

Program PEN

Kemenparekraf dan Baparekraf senantiasa mengeluarkan program untuk meningkatkan kualitas infrastruktur, serta sumber daya manusia dalam sektor ekonomi kreatif. Salah satunya adalah meluncurkan program #BeliKreatifLokal yang sudah berjalan sejak April 2020.

Pengrajin di Bali sedang mengerjakan hasil kerajinan.Program #BeliKreatifLokal mendapatkan respons yang positif karena memberikan dampak signifikan bagi banyak pelaku ekonomi kreatif. Program ini berhasil menorehkan berbagai pencapaian, seperti menyerap 6.738 tenaga kerja, membangun kolaborasi dengan 6 e-commerce dan dua jasa transportasi daring.

Meninjau dari keberhasilan program #BeliKreatifLokal di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), Kemenparekraf dan Baparekraf melebarkan sayap dengan meluncurkan Beli Kreatif Danau Toba.

Baca juga: Aplikasi Tlusur, Terobosan Baru Wujudkan Wisata Aman Selama Pandemi

Sama dengan program pendahulunya, program itu dilakukan untuk memberikan pendampingan bagi pelaku ekonomi kreatif lokal.

Selain upaya pendampingan langsung, Kemenparekraf dan Baparekraf juga memberikan bantuan berupa alokasi hibah sesuai dengan program PEN.

Adapun berbagai program tersebut, meliputi stimulus kredit ekonomi kreatif, kredit usaha rakyat (KUR) dan ultra mikro (UMI), relaksasi pajak, serta penjaminan korporasi padat karya.

Teranyar, Kemenparekraf dan Baparekraf terus mendukung terealisasinya Program Padat Karya di sektor parekraf. Fokus pada program padat karya ini berada di pulau Bali dengan mencakup pembukaan hingga 150 ribu lapangan pekerjaan.

Optimisme di sektor ekonomi relatif

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno optimistis bahwa 2021 akan menjadi tahun pemulihan sektor ekonomi kreatif secara global. Sandiaga menyebutkan, tahun ini menjadi momentum yang tepat untuk melaksanakan pemulihan global yang telah direncanakan.

Berdasarkan Opus Creative Economy Outlook 2019, sektor ekonomi kreatif memberikan kontribusi sebesar Rp 1.105 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Dengan jumlah tersebut, Indonesia berada pada posisi ketiga di dunia untuk jumlah kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap PDB negara.

Baca juga: Vaksinasi COVID-19 untuk Seniman dan Budayawan

Untuk 2021, Sandiaga berharap kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap PDB negara dapat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Salah satu target yang harus dipenuhi adalah terbukanya lapangan kerja dalam sektor ekonomi kreatif.

Pada 2019, sektor ekonomi kreatif mampu menyerap 17 juta tenaga kerja. Berkaca pada fakta ini, sektor ekonomi kreatif memiliki potensi besar untuk mengentaskan masalah lapangan pekerjaan di Indonesia

Keberhasilan tersebut dapat kembali tercapai seiring dengan program PEN. Caranya, pemerintah beserta semua stakeholder yang terlibat bahu membahu menciptakan inovasi untuk mewujudkan target tersebut.

Pasalnya, inovasi merupakan napas dari keberlangsungan industri kreatif di Indonesia. Jika inovasi dan kreativitas dapat berjalan beriringan, maka pemulihan ekonomi khususnya ekonomi kreatif akan semakin mudah diwujudkan.